Peran penting lisan dalam ibadah kepada Allah
Lisan kita memiliki peran penting dalam ibadah kepada Allah. Seperti jin dan manusia yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah semata, kita juga dianugerahi lisan sebagai alat untuk beribadah kepada Rabb kita. Lisan yang digunakan untuk mengucapkan kata-kata yang dicintai dan diridhai oleh Allah adalah sebuah bentuk ibadah yang luar biasa.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengingatkan kita, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” Pesan ini mengisyaratkan bahwa berbicara yang baik adalah bagian integral dari iman yang sempurna. Jika kita sungguh beriman kepada Allah yang menciptakan kita dan yakin bahwa Allah akan membalas perbuatan kita, maka kita harus patuh pada perintah-Nya, termasuk dalam berkata-kata yang baik.
Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah menjelaskan bahwa lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling aktif berperan. Penting bagi kita untuk memahami bahwa banyak dari amal ibadah kita bergantung pada penggunaan lisan kita. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk menggunakan lisan kita dengan baik.
Berbagai amalan yang dihitung sebagai sedekah dengan lisan
Selain itu, lisan kita dapat menjadi sarana untuk bersedekah. Ketika kita menggunakan lisan untuk berdzikir, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, kita akan mendapatkan pahala sedekah. Begitu juga ketika kita mengucapkan salam dan menyapa saudara dengan panggilan yang baik, kita juga akan memperoleh pahala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan bahwa setiap pagi, setiap sendi tubuh kita berhak mendapatkan pahala sedekah. Setiap tasbih, tahmid, tahlil, takbir, amar ma’ruf, nahi munkar, dan setiap langkah menuju tempat shalat juga dihitung sebagai sedekah. Bahkan, menghilangkan gangguan dari jalan juga termasuk dalam pahala sedekah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُه عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
“Setiap persendian dari manusia itu ada sedekahnya pada setiap hari yang matahari terbit padanya. Berbuat adil antara dua orang adalah sedekah, menolong seseorang dalam urusan kendaraannya membantunya agar bisa menaiki kendaraannya atau engkau angkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya itu juga sedekah. Sebuah ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang kamu ayunkan menuju tempat shalat adalah sedekah dan engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam, kata-kata yang baik juga dianggap sebagai bentuk sedekah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan bahwa setiap kata yang baik adalah sedekah. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk berbicara dengan baik kepada orang lain.
Jadi, lisan kita memiliki potensi besar untuk menghasilkan pahala bagi kita di akhirat. Mari gunakan lisan kita untuk beribadah kepada Allah, berkata yang baik, memberi nasihat, mendamaikan pertikaian, mengajak kebaikan, dan membantu sesama. Jika ada ketakutan untuk berkata yang buruk, maka lebih baik untuk diam. Dengan cara ini, lisan kita dapat menjadi alat yang membantu kita meraih keberuntungan di akhirat.